Tentang Kopi

tips membuat wedang teh (tea) dan kopi (coffee)

kami berdua

walimatul 'ursy timur tengah

Cinta Suci

Ingin kukatakan arti cinta kepadamu, Dinda.

berawal dari taaruf

Sore senja jingga menupuk tangan Indah nampak elok menyebar cakrawala bumi yang luas

Arkan Dian Husnayan

Mujahid Kecil Kami

Wednesday, August 04, 2010

12 Langkah Agar Puasa Kita Sempurna




Agar puasa kita dapat sempurna ada beberapa tips yang mesti kita perhatikan. Sebuah tulisan dari Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Jarullah dalam buku beliau yang berjudul Risalah Ramadhan tentang langkah-langkah menggapai kesempurnaan ibadah puasa yang berisikan:

Makanlah sahur, sehingga membantu kekuatan fisikmu selama berpuasa. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

1) "Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah."
(HR. Bukhari dan muslim)

"Bantulah (kekuatan fisikmu) untuk berpuasa di siang hari dengan makan sahur, dan untuk shalat malam dengan tidur siang ". (HR. Ibnu Khuzaimah)

2) Akan lebih utama jika makan sahur itu diakhirkan waktunya, sehingga mengurangi rasa lapar dan haus. Hanya saja harus hati-hati untuk itu anda hendaknya telah berhenti dari makan dan minum beberapa menit sebelum terbit fajar, agar anda tidak ragu-ragu.

3) Segeralah berbuka jika matahari benar-benar telah tenggelam. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

"Manusia ssenantiassa dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur" (HR. Al Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)

4) Usahakan mandi dari hadats besar sebelum terbit fajar, agar bisa melakukan ibadah dalam keadaan suci.

5) Manfaatkan bulan ramadhan dengan sesuatu yang terbaik yang pernah diturunkan di dalamnya, yakni membaca Al Quran.

"Sesungguhnya Jibril alaihis salam selalu menemui Nabi shallallahu alaihi wa salllam untuk membacakan Al Quran baginya." (HR. Al Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu)

Dan pada diri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ada teladan yang baik bagi kita.

6) Jagalah lisanmu dari berdusta, menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok serta perkataan mengada-ada. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum." (HR. Al Bukhari)

7) Hendaknya puasa tidak membuatmu keluar dari kebiasaan. Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab yang sepele, dengan dalih bahwa engkau sedang puasa. Sebaliknya, mestinya puasa membuat jiwamu tenang, tidak emosional. Dan jika anda diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, ia jangan anda hadapi dengan perbuatan serupa. Nasehatilah dia dan tolaklah dengan cara yang lebih baik. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kamu berpuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata: Sesungguhnya aku sedang berpuasa".(HR. Al Bukhari, Muslim dan para penulis kitab Sunan)

Ucapan itu dimaksudkan agar ia menahan diri dan tidak melayani orang yang mengumpatnya. Disamping, juga mengingatkan agar ia menolak melakukan penghinaan dan caci-maki.

8) Hendaknya anda selesai dari puasa dengan membawa takwa kepada Allah, takut dan bersyukur kepada-Nya, serta senantiasa istiqamah dalam agama-Nya. Hasil yang baik itu hendaknya mengiringi anda sepanjang tahun. Dan buah paling utama dari puasa adalah takwa, sebab Allah berfirman: "Agar kamu bertakwa"(Al-Baqarah: 183).

9) Jagalah dirimu dari berbagai syahwat (keinginan), bahkan meskipun halal bagimu. Hal itu agar tujuan puasa tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan. Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhu berkata:

"Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa, tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kamu berpuasa, jangan pula kamu jadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa".

10) Hendaknya makananmu dari yang halal. Jika kamu menahan diri dari yang haram pada selain bulan Ramadhan maka pada bulan Ramadhan lebih utama. Dan tidak ada gunanya engkau berpuasa dari yang halal, tetapi kamu berbuka dengan yang haram.

11) Perbanyaklah bersedekah dan berbuat kebajikan. Dan hendaknya kamu lebih baik dan lebih banyak berbuat kebajikan kepada keluargamu dibanding pada selain bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan ketika di bulan Ramadhan.

12) Ucapkanlah Bismillah ketika kamu berbuka seraya berdo'a:

"Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan atas rezki-Mu aku berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"

Monday, July 12, 2010

CINTA SUCI MENUJU PERNIKAHAN



by Fathimatul Azizah

“Mbak, menjadi hafidzah itu mudah tidak?”

Pertanyaan seorang adik dalam sebuah kesempatan, membuat saya terhenyak malu. Saya tercatat sebagai seorang santri yang sangat payah dalam urusan menghapal Al-Quran. Tak ada progress yang menunjukkan perkembangan, justru hari demi hari mengalami penurunan. Diam-diam, saya pun beristighfar dalam hati. Takut menjawab dengan teori yang saya sendiri masih nol dalam aplikasi.


Mengapa tiba-tiba adik mengajukan pertanyaan seperti itu?

Usut punya usut ternyata ada seorang laki-laki yang hendak meminangnya sebagai seorang istri. Laki-laki itu teman guru ngajinya saat SMA. Dan katanya, ia berniat mengajak ‘adik’ saya untuk mengelola sebuah pesantren. Syaratnya ia mau menjadi seorang hafidzah.

“Asalkan baik, prosesnya tidak melanggar syariat dan adik telah siap, mengapa tidak?” sebuah jawaban diplomatis coba saya berikan. Meski saya tak yakin dengan apa yang saya katakan.

Namun rupanya banyak sekali kejanggalan. Laki-laki itu sering mengirimi SMS dan telepon yang tak jelas jluntrungannya. Apakah laki-laki seperti itu bisa disebut laki-laki yang baik?

Akhirnya saya hanya bisa memberinya warning, jangan sampai ia terjebak. Bagaimana mungkin bisa menilai kebaikan seseorang sedang bertemu saja belum pernah. Apakah ta’aruf cukup dilakukan di dunia maya –lewat telp, SMS, atau chatting-? Lantas, Apa bedanya dengan membeli kucing dalam karung?

Entahlah. Saya tak berani banyak berkomentar. Saya sendiri pernah trauma dan tak ingin terjebak dengan hal-hal seperti itu. Bagaimanapun, berinteraksi dengan lawan jenis tidak boleh berlebihan sehingga seolah-olah membuka hijab antara keduanya. Mungkin kita sudah sangat mengerti akan hal itu, namun jangan pernah remehkan syaitan yang ada di sekitar kita. Saya pun menceritakan pengalaman beberapa bulan yang telah lalu.

Saya pernah berinteraksi dengan seorang al-akh di luar pulau. Bertemu saja belum pernah. Kami hanya berkomunikasi dengan telepon atau SMS. Saling tukar informasi tentang perkembangan dakwah. (Wuiih..) Awalnya semua berjalan biasa-biasa saja. Namun saya menangkap sesuatu yang aneh di akhir-akhir ia telepon. Ia menanyakan tentang jumlah binaan, aktivitas, background keluarga dan hal-hal yang menurut saya lebih seperti introgasi. Emangnya siapa dia? Ia pun bertanya kapan saya lulus. Ini sudah kelewatan, pikir saya. Namun saya yang ‘pekewuhan’ seringkali kesulitan untuk mengakhiri pembicaraan.

Beberapa saat berikutnya ia mengabari saya bahwa ia sudah ‘berproses’ dengan seorang ukhti. Saya pun bersyukur. Berarti kekhawatiran saya tidak terbukti. Namun yang mengejutkan adalah di hari-hari terakhir menjelang pernikahan, ia masih menelepon saya. Diangkat, nggak, ya? Saya sempat ragu-ragu tapi akhirnya saya angkat juga.

“Ukh, anti jangan marah. Saya pernah mengatakan pada calon istri saya saat ta’aruf; andaikan proses ini tidak bisa diteruskan, saya akan menikah dengan anti. Afwan bila saya lancang.”

Ia mengatakan seperti itu karena di awal ia dihadapkan pada keadaan kultur yang sedikit menjadi kendala. Marahkah saya? Entahlah. Yang jelas dari sini saya belajar kembali untuk lebih hati-hati dan tegas dalam berkomunikasi. Setidaknya santai dan ‘gaya slengekan’ harus diminimalisasi. Jangan sampai memancing atau menanggapi pertanyaan yang tidak perlu. Bagaimanapun semua ada batasnya.

Nah, kembali ke cerita awal.

“Lantas bagaimana, Mbak, saya harus mensikapinya? Untuk menolaknya? Saya sungkan dengan guru ngaji, saya?”

Saya hanya bisa menjawab dengan apa yang pernah saya baca. Teman-temannya menambahkan. Apakah laki-laki yang berani memanggil ‘Cinta’ kepada perempuan yang bukan mahramnya, bisa dikatakan laki-laki shalih meskipun ia berniat untuk menikahinya? Bukan-bukan seperti itu, Dik, batin saya.

Ingin kukatakan arti cinta kepadamu, Dinda..
agar kau mengerti arti sesungguhnya
tak terjebak dan terbawa harumnya asmara
akan membuat dirimu sengsara..

Saya jadi teringat salah satu nasyid SNADA. Entah berapa kali lagi kami harus belajar tentang cinta. Topik itu yang sampai kini masih menarik perhatian adik-adik saya. Cinta, cinta, dan cinta. Ending yang mereka inginkan adalah sampai proses pernikahan.

Seperti apa cinta suci menuju pernikahan?

Saya tak bisa banyak berkata-kata. Saya bukan pakar cinta. Yang jelas saya meyakini bahwa secara sunatullah, laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik dan sebaliknya. Bukan berarti kita menjadi lebih baik agar mendapatkan pasangan hidup yang baik. Bukan seperti itu. Namun barangkali itulah salah satu keajaiban cinta yang dihadiahkan-Nya untuk kita. Bahwa cinta akan berpihak dan bersinergi bagi orang-orang yang menjaga kesucian cinta kepada-NYA. Wallahu’alam.

Ngawi, 18 Februari 2008

Friday, December 25, 2009

PNS Cocok Untuk Siapa?



by Romi Satria Wahono


Menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), bagi sebagian orang Indonesia adalah sebuah dambaan,
meskipun bagi sebagian lagi yang lain mungkin keengganan. Menjadi
dambaan banyak orang sehingga antrean pengambil formulir pendaftaran
CPNS selalu membludak setiap tahun. Orang merelakan apapun yang dia
miliki untuk menjadi seorang PNS, baik uang iconuluhan juta rupiah, harga diri, dsb. Meskipun sudah ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki masalah rekrutmen PNS, baik melalui hukuman dan perbaikan sistem, tapi tetap saja masalah sogok, suap, atau apalah namanya adalah fakta yang terjadi di masyarakat.

Alhamdulillah saya tidak perlu melewati itu semua,
karena kebetulan saya menjadi PNS bukan lewat jalur penerimaan biasa,
tapi lewat beasiswa sekolah luar negeri dalam program STAID (sebelumnya
bernama OFP dan STMDP) yang diinisiasi pak Habibie. Well, meskipun
saya tidak pernah bercita-cita menjadi PNS, saya harus ikhlas
melaksanakan perjanjian yang dulu saya buat sebelum berangkat ke
Jepang. Dan secara dewasa saya harus mengakui bahwa ini adalah jalur
jalan kehidupan saya, paling tidak sampai ikatan dinas 2n+1 saya
berakhir.

Jujur, saat ini saya merasa fatique, penat dan bosan
dengan kehidupan saya sebagai PNS. Mohon maaf bagi rekan-rekan saya
sesama PNS, sekali lagi saya tidak bermasalah dengan anda semua, saya
cinta anda semua dan sedang berdjoeang seperti anda-anda semua
Mudah-mudahan ide ini bisa jadi gambaran sehingga tidak ada lagi orang
yang salah jalan menempuh jalan terjal dan mendaki menjadi PNS, padahal
itu sebenarnya tidak cocok untuk dirinya.

Jadi menurut saya, sekali lagi “menurut saya”, PNS tidak cocok untuk orang-orang seperti di bawah:

1.


Orang yang ingin melakukan perubahan, perbaikan,
membuat inovasi baru dan berharap itu akan terimplementasikan dalam
waktu cepat. Perubahan, perbaikan berjalan lambat karena sistem (baik
dalam konotasi baik maupun buruk

2.


Orang yang tidak suka melihat uang dan anggaran
dipermainkan, diputar-putar dan dipatgulipat. Orang yang memandang
bahwa permainan anggaran, permainan perencanaan kegiatan adalah
kegiatan yang salah, penuh dosa dan akan mendapatkan balasan setimpal
di akherat kelak. Perlu dicatat juga bahwa banyak juga ”PNS lurus” yang
tidak menyadari bahwa beberapa fasilitas dan honor yang diterima adalah
hasil subsidi silang dari kesemrawutan anggaran dan realisasinya.

3.


Orang yang tidak suka sesuatu berjalan tidak sesuai
dengan rencana atau anggaran yang jauh-jauh hari telah
ditetapkan. iconalam rencana anggaran tertulis beli komputer Rp. 20 juta,
ternyata harga sebenarnya hanya Rp. 5 juta, dan akhirnya sisanya
dipakai untuk keperluan lain yang di luar rencana (honor, tunjangan,
beras atau minyak goreng untuk karyawan).

4.


Orang yang tidak tega memalak teman-temannya yang
menjadi rekanan bisnis institusinya, dengan meminta kuitansi seharga
Rp. 50 juta, padahal nilai pengadaan barang/jasa sebenarnya
hanya seharga Rp. 25 juta. Si rekanan bisnis ini karena marginnya
kecil, jadi ngemplang pajak, karena memang dia tidak menerima duwit
sebesar itu. Perusahaannya bangkrut karena nggak kuat bayar pajak,
akhirnya dia buat perusahaan lagi dan ngurus jadi rekanan lagi.
Muter-muter terus coi …

6.


Orang yang tidak suka dirinya dan hasil kerjanya
dinilai hanya dari absensi. Atau lebih lagi bagi orang yang tidak bisa
kerja kalau sebelum kerja harus njeglok mesin absensi

7.


Orang yang merasa kurang apabila bekerja sehari
hanya 4 jam. Karena kemungkinan anda akan datang jam 8 pagi, njeglok
absen, sarapan pagi sambil ngobrol sampai jam 10. Istirahat siang jam
12, kembali ke kantor jam 13:15, dan adzan sholat ashar jam 15:15
merupakan bel pulang kantor.

8.


Orang yang memiliki jiwa enterpreneur dan selalu
melihat segala peluang sebagai peluang yang kemungkinan bisa menjadi
bisnis. Ketika jiwa enterpreneur ini diimplementasikan di tempat yang
tepat hasilnya akan positif, tetapi apabila diimplementasikan di
institusi pemerintah tempat bekerja, bisa jadi sumber korupsi yang maha
dahsyat dan mengerikan. Orang ini diharapkan ketika melihat berjubelnya
pendaftaran PNS dan mendengar keluhan 4 juta PNS di Indonesia tentang
gaji mereka yang rendah selalu berpikir untuk mempunyai perusahaan dan
bisa membuka lapangan kerja baru bagi 4 juta orang di Indonesia.
Mungkin posisi itu lebih tepat.

Saya yakin bahwa sebagai anak bangsa, baik posisi
kita ada di dalam maupun di luar institusi pemerintah, kita ingin dan
sama-sama berdjoeang membuat republik kita ini lebih baik, lebih maju,
lebih sejahtera dan disegani bangsa-bangsa lain. Seperti yang sudah
saya sitir diatas, kadang PNS bukanlah pelaku, tetapi sebenarnya juga
menjadi korban. Masih banyak “PNS-PNS lurus” yang siap melakukan
perbaikan di negeri ini. Mari kita melakukan perbaikan semampu kita,
baik dengan lisan, hati maupun dengan tangan. Dan jangan lupa untuk
mensyukuri segala nikmat dan keadaan yang sudah Allah berikan kepada
kita.

Wallahualam bisshawab.

Thursday, July 02, 2009

BERAWAL DARI TA’ARUF (1)

Sore senja jingga menupuk tangan
Indah nampak elok menyebar cakrawala bumi yang luas
Melantunkan do’a kepadaMu
Sungguh bergetar hati sambil bersenandung


Bunyi SMS mengejutkan aku dengan keadaan duduk santai setelah dzikir sore itu. “Akh, akhwatnya minta ta’aruf besok hari Sabtu, antum bisa khan?.” Memang hari Selasa, sebelumnya kami saling menukar biodata. Secepat itu akhwatnya konfirmasi. Segera ku balas SMS itu dengan singkat, “InsyaAlloh bisa mas.Jzk.”

Gelisah menderu bagaikan ombak
Ombak yang bergulung-gulung tak menentu menghantam karang
Melantunkan do’a kepadaMu
Sungguh bergetar hati sambil bersenandung



Malam serasa malam yang tak menentu. Aku hanya bisa mondar-mandir tak menentu. Sunggu sesaat itu aku masing bingung. Tak terasa adzan maghrib memanggil atas namaNya. Astaghfirulloh!!.. Sesegera aku sholat dan selanjutnya tilawah.

Lantunan indah firmanMu
Begitu dalam mutiara-mutiara penamu
Melantunkan do’a kepadaMu
Sungguh bergetar hati sambil bersenandung



Sabtu, 14 Juni 2008

”Akh, tolong jemput saya di halte Jurug ya.” bunyi SMS satu hari yang lalu. Aku sudah menunggu tuk menjemput seorang al-akh. Tapi ini sudah jam 13.00, sesuai janji ta’arufnya. Huh, membuat gelisah saja nich. Akhirnya jam 13.10 bus yang dinanti-nanti itu datang juga. ”Akh sudah terlambat,” tegasku. ”Iya, bentar saya konfirmasi dulu pihak akhwat.” Alhamdulillah, batinku membuat hatiku lega. Segera ku tancap kuda Supra x 125 menuju tempat lokasi.

Alhamdulillah, akhirnya sampai juga. Terlihat motor Shogun hijau berplat AE. ”Mas, antum duluan yang masuk,” pintaku. Jantungku berdetak kencang. ”Mas, ada hijabnya gak ya,” tanyaku dengan lugu. ”Ya, gak ada. Emange rapat!” balasnya. Wehehe, aku hanya tersenyum aja. Huh, jantungku semakin berdetak kencang saja. Allahu Akbar!!

Akhirnya kita dipersilahkan masuk dan duduk. Tiba-tiba .... Akupun sudah menumpahkan air minumnya. Di mana sudah tersaji makanan dan minuman sebelumnya. ”Wah, lagi ngono wes grogi” celetuk al-akh. Wah, akupun malu bangetzz. ”Iyo, dian lagi ngono wis grogi” tambah mbak-nya. Wah, tambah malu kuadarat. Sebenarnya bukan grogi karena gelasnya memang gak keliatan..hehe...

Akhirnya jam 13.30 ta’aruf dimulai.. Bismillah...
(bersambung...)

*******
Satu tahun, saya ingat betul bahwa tanggal 14 Juni 2008 saat itu adalah peristiwa sejarah bagiku yaitu ta’aruf dengan seorang al-ukh (yang sekarang istri saya :D jadinya pasangan dari Timur Tengah). Hal yang menegangkan saya kira sewaktu ta’aruf tersebut. Dan biasanya para jomblo’er itu biasanya menanyakan hal-hal “itu lho” apa yang dibicarakan “itu lho” kepada saya. Hayo ngaku, sapa?..apa kata dunia?..hehe..

Solo, 140609