“ Eh, ’Ammah yang satunya...” seru Nafis, salah satu putra Ustadz -pimpinan saya di kantor- dengan senyum penuh. Pandangan matanya mengarah ke saya.
“Ayo, ‘ammah siapa?” kejar Mbak Rina, patner saya, dari mejanya.
“’Ammah Rina..,” masih dengan senyumnya, bocah laki-laki itu mencoba menebak.
“’Ammah Betty…” Mbak Rina mengingatkan nama saya padanya.
“’Ammah Betty…” akhirnya ia menyapa saya dengan malu-malu, kemudian menjabat dan mencium tangan saya.
“Sudah nggak sakit lagi?” Tanyanya setengah berbisik.
Saya hanya tersenyum. Rupanya dua bulan terakhir ini ketidakadaan saya di kantor diketahuinya karena sakit. Ya, mungkin itu memang penjelasan yang mudah diterimanya. Dua bulan yang lalu saya izin untuk tidak masuk kantor karena kondisi fisik yang memang harus dijaga. Secara umum, kondisi kehamilan saya baik. Hanya saja untuk melintasi tiga kota (pulang pergi) dalam sehari –Karanganyar-Solo-Sukoharjo- rasa-rasanya saya mulai kewalahan. Setelah mempertimbangkan saran orang-orang terdekat, terkhusus suami dan mbak, akhirnya saya minta izin untuk tidak ngantor selama dua bulan.
Kasihan, Dedek kalo’ tiap hari diajak motor-motoran terus. Jadi tunggu sampai usia kehamilan sampai pada trimester kedua. Dan, mumpung dedek belum lahir, konsentrasi ngerjain skripsi selagi cuti. (Itu pertimbangan yang lain meskipun pada kenyataannya masa cuti dua bulan di rumah ada progress yang berarti terhadap tugas akhir saya di kampus. Astaghfirullah…)
Tak terasa usia kehamilan sudah melewati trimester pertama. Rasa mual, muntah, dan pusing sudah berangsur-angsur berkurang meski saya masih merasa gampang lelah dan tidak selincah masa lajang. Alhamdulillah, kondisi saya dan mujahid kecil kami sehat. Dokter mengatakan bahwa janin saya di kandungan baik-baik saja.
“O, ini sudah mulai kelihatan jenis kelaminnya. Ingin tahu atau biar jadi surprise saja?”
Pada bulan kelima, dokter memberitahukan prediksi jenis kelamin permata hati pertama kami. Rasanya campur aduk. Apalagi ketika menyadari gerakannya di dalam kandungan yang semakin terasa. Saya jadi semakin terkesima “Mujahid kecilku benar-benar ada.”
Subhanallah. Ia pun merespon dengan tendangan ketika diajak bicara abinya.
“Assalamu’alaykum… Dede’, ini Abi..”
Maka, sepanjang hari saya pun sering mengajaknya bercakap-cakap. Di sepanjang jalan ke kantor pun demikian. Saat harus menerobos hujan saya katakan, “Maafkan Ummi, Nak. Kita terpaksa hujan-hujanan. Kau baik-baik saja, bukan?”
Kini saya pun tak boleh egois. Tidak boleh asal merasa nyaman dengan setiap aktivitas. Sebab, ada (calon) mujahid kecil yang harus dijaga. Sungguh sebuah amanah yang luar biasa. Doakan, ya semua berjalan lancar hingga ia lahir kedunia!
7 Januari 2008:23:35
Bersabarlah sayang, Ummi dan Abi akan menjagamu.
Saturday, January 10, 2009
Mujahid Kecil Kami
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
afwan istriku...kanda tidak bisa mengantar ke kantor..kanda ke utara sedangkan adik ke selatan..terpisah namun bertemu-bersatu kembali di gubug ini meniti jalan menuju surgaNya...
ReplyDeletehati-hati di jalan istriku dan my little mujahid kami..
muach..muach..
ket gambar:itu gambar kepala mujahid kami :)
Selamat ya mbk/mas...semoga "dede" menjadi generasi robbani, yang akan berjalan di jalan Alloh.
ReplyDelete*wes nambah2i panas aq ben ndang nikah*
tunggu undanganku wahai teman
(eh klo mbk fatimah insya Alloh kuundang, tp bojone mbk fatimah kie diundang ra yo???
*mikir 1000x,xixixi, piss ah bro)
khabar yg sangat mengembirakan. kapan nyusul nih gw,hi...hi..
ReplyDeleteSemoga mujahid yg akan lahir menjadi salah satu agen penegak din ini..amien..met berjuang akh/ukh:-)
ReplyDeleteInsyaAllah akan menjadi generasi Rabbani... Amin...
ReplyDeleteMujahid yang besar datang menjenguk nih ...
ReplyDeleteInsya Allah selamat ....
Kini saya pun tak boleh egois. Tidak boleh asal merasa nyaman dengan setiap aktivitas. Sebab, ada (calon) mujahid kecil yang harus dijaga.
ReplyDeleteKata2 bijak dari seorang calon bapak yang bertanggung jawab. Selamat ya bang ....
amiiiin.. semoga benar- benar menjadi ibrahim - ibrahim baru yang memberi cahaya bagi peradaban dunia nanti....
ReplyDeleteDuh bahagianya pasangan yg akan dikaruniai anak.... semoga lancar ya sampai kepersalinan dan mujahid kecil bisa menjadi anak yg soleh & dibanggakan kedua orang tua... amiiin
ReplyDeletesemoga amak nya kelak menjadi orang yang shaleh dan patuh pada orang tua...
ReplyDeleteAlhamdulillah. Semogga generasi Rabbani itu kan menjelma. Qurrata a'yun wa lilmuttaqina imaama pun ia cerminkan. Selamat, ikhwah
ReplyDeletewah ...alhamdulillah... berita awal tahun yg menyenangkan niiiy.
ReplyDeleteselamat yaah...
moga persalinannya nanti lancar2 saja.amiiin
wah,,, saya turut berbahagia kang aby. subhanaullah. semoga si dede nantinya bisa seperti ayah ibunya. :D.
ReplyDeletekang dikasih nama -ROe- aja kang. hehe..
Alhamdulillah, ikut bahagia mendengar kabar dari ukhti...
ReplyDeleteSemoga Allah selalu memberi kekuatan sehigga si mujahid kecil bisa ikut berjuang bersama umi dan abi nya, amin....
mhmh. mujahid keberapa nih pak? saya hampir tidak pernah percaya sama USG pak berapapun dimensinya. karena alam kandungan 100% kuasa ALlah. anak saya di USG 2 minggu sebelum mbrojol. laki-laki menurut 3 dokter. keluarnya perempuan.. heheeh
ReplyDeleteso. semoga menjadi mujahid kebanggan agama. penebar kalimat Ilahi dimuka bumi ini. amiin
hiks..
ReplyDeleteBunda terharu sekali...
Andai.. andai..
selamat buat yaw udah mau punya baby :)
ReplyDeletesemoga menjadi pejuang tangguh untuk palestina.karena disaatmasih di alam rahim.sedang terjadi genocida oleh isrel disana...
ReplyDeletesemoga menjadi bayi yang sehat tangguh dan mempesona
ReplyDeletewaahhh senengnya ya,..moga aja bener jadi mujahid kecil...!!!
ReplyDeleteWei... barakallah ukhti. Dijaga dedeknya ya... Ngga usah kerja terlalu berat dulu. Biar suaminya yang nyuci, nyetrika, masak, blanja, dll. :) (Kapan lemune? hehehe) Yang penting janin sehat. HPL dan HPA kapan?
ReplyDeleteKet:
HPL : hari perkiraan lahir
HPA : hari penyerahan aqiqah :)
semoga semuanya baik - baik dan sehat selalu!! tetap semangat ya!!
ReplyDeleteintinya sepakat dgn mas banu di atas.. :-D
ReplyDelete