Thursday, June 19, 2008

Bila Wanita Tak Pintar Masak

“Sudah mau nikah kok nggak bisa masak,” ledek seorang kakak lelaki kepada adik perempuannya. Si adik yang memang merasa tidak pintar memasak pun tersenyum seraya menjawab, “Ah, ntar juga bisa!”

Memang, sepertinya sudah menjadi kesepakatan umum kalau wanita selayaknya harus bisa masak. Pendapat ini bisa dimaklumi karena salah satu tugas utama wanita setelah menikah adalah memasakkan atau menyajikan makanan untuk keluarganya.
Akan repot tentunya, jika sang ibu tidak pintar masak. Masak nasi saja sering gosong, masak sayur pun keasinan! Kalau terus-terusan begini, suami bisa hobi jajan di luar. Sedih kan, kalau sudah capek-capek masak, eh suami tidak selera makan?

Hal itu tidak boleh dibiarkan berlangsung lama. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan agar suami bisa segera menikmati masakan Anda:

TERUSLAH BERLATIH

Ada pepatah mengatakan, sesungguhnya bisa itu karena biasa. Begitu pula dengan memasak. Jika sejak kecil atau masih gadis seorang wanita rajin membantu ibunya di dapur, insyaallah ia akan lebih mengetahui urusan dapur alias masak-memasak.

Kalau sampai menikah ternyata masih belum pintar masak, maka banyak-banyaklah berlatih untuk memasak menu harian. Menanak nasi pun perlu berlatih, agar tidak gosong atau kurang air (mlethis-Jawa). Demikian juga masak sayur, agar bisa pas di lidah, maka Anda harus belajar mengenal dan meracik bumbu untuk berbagai macam sayur.

Jangan malu untuk banyak bertanya pada orang yang lebih tahu urusan masak. Misalnya ibu, kakak, tetangga, tukang sayur, atau siapa saja. Bertanyalah tentang berbagai resep sederhana pada mereka. Bisa pula Anda mempraktikkan resep masakan yang ada dalam buku atau majalah. Mulailah dari resep yang bahan dan cara membuatnya paling sederhana.

BUANG RASA MALAS

Adakalanya seorang wanita tidak pintar masak karena berawal dari rasa malas. “Mending jajan, beli ‘matengan’, tidak perlu repot-repot.” Memang beli ‘matengan’ adalah cara yang praktis. Tapi kalau begitu terus setiap hari, apakah tidak boros? Kalau masih berdua mungkin belum begitu terasa. Bagaimana kalau anak sudah empat atau lima? Apa iya, masih mau jajan terus?

Memang, untuk memasak kita perlu repot sedikit. Mempersiapkan segala sesuatunya, dari perapian, peralatan sampai bahan, dan nanti kalau sudah selesai harus membersihkan atau membereskan semuanya. Melelahkan, memang. Tapi begitulah tugas ibu rumah tangga. Namun, kelelahan itu akan segera berganti kebanggaan dan kebahagiaan, tatkala seorang ibu melihat suami dan anak-anaknya menyantap masakannya dengan lahap.

Untuk yang belum pintar masak, jangan malas untuk terus berlatih. Setelah terbiasa, nanti akan terbukti bahwa memasak itu bukanlah hal yang sulit.

NIATKAN UNTUK IBADAH

Bukankah Rasulullah bersabda bahwa jihad seorang wanita adalah di rumahnya? Mengurus rumah tangga, termasuk mengasuh anak dan memasak adalah ladang jihad bagi wanita. Semua tidak akan sia-sia bila dilakukan dengan ikhlas. Jika diniatkan untuk ibadah, insyaallah segala rasa lelah yang kita rasakan akan berbuah pahala.

MASAK BERSAMA

Kadang, seorang suami malah lebih pintar memasak daripada istrinya. Karena itu sekali-sekali perlu diadakan acara "masak bersama". Selain untuk menambah keharmonisan, kegiatan ini juga bisa dijadikan sarana untuk menularkan kepandaian memasak sang suami pada istrinya.

Jika suami tidak pintar masak pun, kegiatan masak bersama tetap asyik dilakukan, karena di situ keduanya akan sama-sama belajar. Walaupun memasak adalah tugas seorang istri, tapi tak ada salahnya bila suami juga belajar masak. Jadi, jika kelak istri sedang berhalangan, misalnya sakit atau melahirkan, sang suami bisa menggantikan posisi sebagai koki rumah tangga untuk sementara.

JANGAN ASAL ENAK

Satu lagi yang perlu diperhatikan oleh para ibu dalam hal masak-memasak. Seringkali untuk "mengakali" rasa yang kurang mantap, ibu kemudian membubuhkan penyedap rasa yang banyak dalam masakan. Padahal, sebagaimana kita ketahui, penyedap rasa kimia (MSG) adalah salah satu zat karsinogenik atau pemicu kanker. Karena itu, kalau bisa sebaiknya dihindari atau diminimalkan penggunaannya.

Demikian juga makanan-makanan instan yang banyak mengandung penyedap rasa, misalnya mi instan, sebaiknya tidak terlalu sering dijadikan menu harian. Produk-produk instan, selain mengandung MSG, kadang juga mengandung zat pengawet dan pewarna, yang juga bersifat karsinogenik.

Tanpa MSG pun, masakan bisa tetap enak, asal bumbunya proporsional. Masak sup atau soto misalnya, tanpa MSG bisa tetap enak dengan menggunakan kaldu asli yang sudah dimasak/dipanaskan cukup lama. Untuk "memantapkan" rasa, bisa dibubuhkan sedikit gula pasir sebelum masakan dihidangkan.

Demikian beberapa hal yang berkaitan dengan masak-memasak. Masih belum pintar masak? Tak ada kata terlambat untuk terus berlatih.

Sumber: http://majalah-nikah.com


22 komentar:

  1. hua hua hua... untung ririn masih bau kencur =P .. jadi masih santai2.. belajar masaknya 5 atau 6 taun lagi..sekarang2 sih, kalo laper tinggal bilang.. "buu... masak apa??udah mateng blum??" hihi... :D

    ReplyDelete
  2. Iya bener juga. Walo agak sedikit telat, tapi saya akan terus belajar deh. Mau coba cicip?

    *wah, expresinya jangan langsung takut gitu dong..

    ReplyDelete
  3. ilaa ririn: ya jangan santai2 gitu ... kan mau kuliah di ITB tuch ...jangan belajar terus ntar minusnya tambah (tambah kacau) hehe..

    ilaa tini: keliatane gak ada waktu untuk terlambat...kalau urusan cicip-mencicip bisalah..kenapa harus takut.mungkin takut gak enak kali :)

    ReplyDelete
  4. iya aku sekarang sejak dah deket suami jd rajin belajar masak dan kadang masak2 brg jg ama suami asik deh jd tambah semangat hehe..

    ReplyDelete
  5. Jadi ingan non santi, hehehe ...calonmu gimana nih?pinter masak ga bro?wakaka :P

    ReplyDelete
  6. alhamdulillah istri ane pinter masak, apa lagi buat menu khas padang.

    kayaknya perlu diadakan lomba masak antar suami-istri nih... ane dan istri siap jadi juri peserta deh...hehehehe...

    ohya, emang masak berdua dengan istri tuh asyik banget sih...seru...

    ReplyDelete
  7. kalo wanita gak pinter masak, biasanya suami milih jajan di luar. tul gak. heheheh

    ReplyDelete
  8. ilaa mama rafi: saya tambah ya mam..mestinya tambah romantis *halah kayak film india

    ilaa Febra: ada apa dengan non santi? yeee yang seharusnya nanya itu saya bukan kamu..lha wong saya belum punya calon..dasar.. *kulempar pisang kamu

    ilaa cuprit: makane koq betah di rumah...apalgi ente jago makan... (teringat di kos-makan gak makan asal kumpul) hahaha....
    weh..ide bagus tuch..lombanya, tapi ya nunggu saya dulu..

    ilaa RoE: mungkin aja begitu ..hehe..

    ReplyDelete
  9. ilaa mama rafi: saya tambah ya mam..mestinya tambah romantis *halah kayak film india

    ilaa Febra: ada apa dengan non santi? yeee yang seharusnya nanya itu saya bukan kamu..lha wong saya belum punya calon..dasar.. *kulempar pisang kamu

    ilaa cuprit: makane koq betah di rumah...apalgi ente jago makan... (teringat di kos-makan gak makan asal kumpul) hahaha....
    weh..ide bagus tuch..lombanya, tapi ya nunggu saya dulu..

    ilaa RoE: mungkin aja begitu ..hehe..

    ReplyDelete
  10. kalo istri pinter masak suami biasanya betah dirumah tuh....

    ReplyDelete
  11. ilaa frendli: gak cuma betah dirumah, mungkin juga tambah mesra kang (sok tau) hehe...

    ReplyDelete
  12. aku lom bisa masak. tapi ada kemauan untuk belajar kok,he..he..

    ReplyDelete
  13. ilaa gadis rantau: met belajar ya mbak dian ..moga sukses..

    ReplyDelete
  14. Ada pepatah mengatakan, sesungguhnya bisa itu karena biasa. Begitu pula dengan memasak. Jika sejak kecil atau masih gadis seorang wanita rajin membantu ibunya di dapur, insyaallah ia akan lebih mengetahui urusan dapur alias masak-memasak.
    ^
    sepakat!

    ReplyDelete
  15. wakakakakaka..maksih pisangnya ya brooo..masakan non santi enak ga ya? heheehe..

    ReplyDelete
  16. ilaa fauzansigma: tujuhpakat akhi ... walaupun ikhwan..qta tetap juga harus belajar memasak..Ok!

    ilaa Febra: ntar tak lempar pisang lagi ya hahaha ... emange masakan non santi gmn rasanya??.. (????)

    ReplyDelete
  17. Mm.. Cweku kurang pinter masak mas, Tapi klo ngerwat anak udah jago ( keponakanya kembar dya rawat dari kecil)
    Menurutku.. pinter masak, ntar juga bisa sendiri seriring dengan jalanya waktu dan tuntutan, semoga aja mas he he
    Nak gak bisa masak, jajan di luar tyus... Wah bros, he he he

    ReplyDelete
  18. ADUUUUUH langsung merasa tertampar dgn postingan ini,.....

    saya hrs bisa masaaakkk!!! ;)

    ReplyDelete
  19. ilaa HazzRock: trus kedepannya gimana?..gak kamu nikahin aja sekalian.. :)

    ilaa theloebizz: met belajar mbak .. :)

    ReplyDelete
  20. salam kenal ya, postingannya bagus...:)

    nimbrung boleh ya....aku baru bisa masak waktu udah merit, walo sampe sekarang gak gitu suka ama kegiatan masak tapi demi perut anak dan suami ya...lagian kalo beli makanan di luar belum tentu hygienis.

    ReplyDelete
  21. Begini..begini... memang betchul apa yg dikatakan, tapi untuk MSG, waaah itu bener2 tantangan seorg ibu deh. Lidah org yg sudah terbiasa dg MSG akan susyaaaaaaah bgt diakalin :D

    btw, my husband can cook ^_^

    ReplyDelete
  22. enak makannya timbang masaknya :P

    ReplyDelete