Tentang Kopi

tips membuat wedang teh (tea) dan kopi (coffee)

kami berdua

walimatul 'ursy timur tengah

Cinta Suci

Ingin kukatakan arti cinta kepadamu, Dinda.

berawal dari taaruf

Sore senja jingga menupuk tangan Indah nampak elok menyebar cakrawala bumi yang luas

Arkan Dian Husnayan

Mujahid Kecil Kami

Monday, February 25, 2008

SEBUAH JALAN KELUAR

Kupejamkan mata terhadap semua ujian

Ternyata jalan-jalan itu tersumbat penuh kegelapan

Kulihat gerbong-gerbong itu sudah penuh barang kotoran

Penuh kesedihan, kecemasan dan kekhawatiran

Sejurus kemudian terbukalah permasalahan

Menghimpit di antara mata yang bersinar atas kebenaran


Dan kukenakan selendang sabar yang putih

Mengharap kepadanya sembari dengan hati bersih

Kala menghimpitnya aku berdoa bermunajat kepadaNya

Ia terbuka dengan sendirinya dan itu karenaNya


Semuanya itu penghapus dosa untuk ditangisi karenaNya

Sebagai peringatan untuk tidak lalai kepadaNya

Tawaran untuk mendapatkan pahala ridhoNya

Untuk mengingat akan kenikmatanNya

Untuk membuka jalan-jalan kesabaran atasNya

>> Tuk SahabatQ nan Jauh di sana

Tuesday, February 19, 2008

21 bulan?...Kami masih menunggu...

Fenomena ini mungkin saja pernah terjadi di dunia ini, hanya saja jarang atau sangat jarang. Fenomena yang sudah membuat keluarga besar kami bertanya-tanya keheranan. Fenomena yang membuat kami mengkhawatirkan seseorang yang kami cintai karenaNya sebab dia jauh dari kita sebagai keluarga besar kita. Fenomena yang membuat hatiku tergetar, bergetar karenaNya yang selalu teringat akan hal itu. Fenomena itu selalu terbayang-bayang dalam mimpiku dan terbangun saat 1/3 malam terakhir untuk mengucapkan perkataan: "maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).”(Al-Kahfi:39). Sejujurnya aku (kami) mengkhawatirkan seseorang itu, demi keselamatannya sehingga selalu kami panjatkan do’a untuknya.

Dia adalah seorang wanita yang membimbingku ketika aku masih duduk di bangku SD. Dia juga selalu mengajak bermain ketika ummi-Q tidak berada di sampingku. Dia selalu menemaniku dan menghiburku sampai sekarang ini walaupun kami sudah terpisah sejak aku duduk di bangku SMP. Dia juga selalu memberikan hal yang terbaik bagiku. Sebaliknya aku belum bisa berbuat banyak untuk membantu dia, untuk membalas kebaikannya. Ditambah kami sudah terpisah dikarenakan dia dituntut untuk mandiri, ya dia dituntut sebagai wanita yang berani dan mandiri. Hanya do’a di setiap malam yang dapat aku lakukan.

Seorang wanita 29 tahun, adik dari Abi-Q yang mungil itu sekarang tinggal di kota Banjarmasin yang berprofesi sebagai seorang guru yang didampingi seorang pria 38 tahun, juga berprofesi yang sama. Wanita itu sedang hamil terhitung sudah 21-duapuluhsatu bulan, yang sampai detik sekarang belum juga melahirkan anak pertamanya. 21 bulan???, Ya hampir 2 tahun kurang 3 bulan.. Subahanalloh.. Allohu akbar!!.

Sebagian wanita normal melahirkan dengan waktu kehamilan 9 bulan lebih sedikit atau banyak. Dan kalau pun sampai 10 bulan atau lebih, sang ibu sudah harus dioperasi atas saran dokter tentunya demi keselamatan sang ibu dan bayinya. Tapi suaminya dan dia sendiri tidak memutuskan untuk itu. Karena memang silsilah keluarga besar dari pihak suaminya sudah terbiasa dengan kelahiran anak lebih dari 10 bulan di dalam kandungan. Sebagai contoh suaminya sendiri, dia lahir dengan lama kandungan 15 bulan (sekitar itu). Sesuatu yang tidak wajar tapi memang benar-benar terjadi.

....Katakanlah : "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al-Fath:11).

Bayangkanlah seorang calon ibu mengandung selama itu

untuk pertama kalinya...

Bayangkanlah dia menjaga kandungannya selama itu

untuk pertama kalinya...

Tanyakanlah kepada wanita-wanita yang pernah hamil...

Tanyakanlah kepadanya apakah dia perlu kesabaran untuk hal itu...

Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur. (QS. Luqman:31).

Wallahua'lam

Wednesday, February 13, 2008

Siapakah Mereka...?!

Dan orang-orang yang menahan amarahnya.” (QS. Ali ‘Imran:134). Mereka adalah orang-orang yang menahan amarahnya di dalam dadanya, sehingga dampak dari amarah itu tidak tampak dalam perilaku kesehariannya: tidak pernah mencela, mencaci maki, merasa sakit hati dan memusuhi orang lain. Mereka mampu menguasai diri mereka dan mampu untuk bersabar dan tidak mendendam.

Dan memaafkan kesalahan (orang).” (QS. Ali ‘Imran:134). Mereka adalah orang-orang yang suka memaafkan, bersikap toleran dan tidak membalas orang yang menyakiti karena dendam. Mereka tidak saja menahan amarah namun lebih dari itu, bersabar dan memaafkan.

“Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali ‘Imran:134). Mereka adalah orang-orang yang memberi maaf kepada orang yang menzalimi mereka, bahkan berbuat baik kepada mereka, membantu dengan harta mereka, dengan kedudukan mereka dan dengan kebaikan hati mereka. Ketika ada orang jahat, mereka membalasnya dengan kebaikan.

Sesungguhnya, Allah bersama dengan orang-orang yang sabar” (QS. Al-Anfal:46). “Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas” (QS. Az-Zumar:10). Dengan dasar itu, mereka ditempatkan pada tingkatan tertinggi dan kedudukan yang paling agung. Subhanalloh...

Bukan yang ini dan Bukan pula yang itu..

Mutharrif ibn Abdullah mengatakan, “seburuk-buruk perjalanan adalah haqhaqah.” Haqhaqah adalah berkendara dengan semangat yang meledak-ledak, hingga dengan semangatnya justru membahayakan diri dan kendaraannya. Disebutkan dalam hadist: “Seburuk-buruk pemimpin adalah al-huthamah.” Al-Huthamah adalah orang yang serampangan memimpin keluarga dan orang yang oleh Alloh diserahi pengaturannya.

Sebenarnya, yang disebut kesantunan itu terletak di antara sikap yang terlalu keras dan terlalu dungu; senyuman itu terletak di antara kemuraman hati dan tertawa, serta sabar terletak di antara perasaan yang terlalu keras dan terlalu takut.

Sikap berlebihan itu bisa dimatikan dengan menekan sikap yang berlebihan itu, dan memadamkan sesuatu yang membakar dan membara itu. Sedangkan hati yang lalai dapat diobati dengan cara melecut semangat dan membakar harapan yang ada di hati.

Tunjukilah kami jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang Kamu beri nikmat atas mereka dan bukanlah jalan orang-orang yang Engkau murkai bukan pula jalan orang-orang yang sesat (QS. Al-Fatihah:6-7).

(dikutip dari buku Laa Tahzan karangan Dr. ‘Aidh al-Qarni. 2005. hal. 443)

Monday, February 11, 2008

Perjuangan..

Ayyuhal ikhwah rahimakumullah,

Allah memberikan ganjaran yang sebesar-besarnya dan derajat yang setinggi-tingginya bagi mereka yang sabar dan lulus dalam ujian kehidupan di jalan dakwah. Jika ujian, cobaan yang diberikan Allah hanya yang mudah-mudah saja tentu mereka tidak akan memperoleh ganjaran yang hebat.

Di situlah letak hikmahnya yakni bahwa seorang da’i harus sungguh-sungguh dan sabar dalam meniti jalan dakwah ini. Perjuangan ini tidak bisa dijalani dengan ketidaksungguhan, azam yang lemah dan pengorbanan yang sedikit...