Tentang Kopi

tips membuat wedang teh (tea) dan kopi (coffee)

kami berdua

walimatul 'ursy timur tengah

Cinta Suci

Ingin kukatakan arti cinta kepadamu, Dinda.

berawal dari taaruf

Sore senja jingga menupuk tangan Indah nampak elok menyebar cakrawala bumi yang luas

Arkan Dian Husnayan

Mujahid Kecil Kami

Tuesday, December 30, 2008

Catatan Kecil Akhir Tahun

“Dan rengkuhlah cita, dan kayuhlah biduk… bukan karena apa-apa, tapi karena beginilah jalan menuju cinta-Nya. Barakallahulaka.. Rayakan cinta dalam taat… karena itu indah lebih indah dari purnama yang tersisa pagi ini. Dan bingkai iman menampakkan keanggunan tak terperi nan abadi… Ada peradaban yang menanti untuk kau dan dia warnai”

Sengaja saya tulis (kembali) SMS dari seorang kakak untuk s
eorang sahabat yang hari ini menggenapkan setengah diennya. Sebuah pernikahan yang dipersiapkan relatif cepat, lebih cepat dari yang saya duga. Ia mempersiapkan pernikahannya hanya dalam waktu satu minggu. Namun, sungguh meskipun demikian acara itu berjalan dengan cukup lancar. Di antara yang berkesan dari rangkaian acara pernikahannya adalah taushiyah yang disampaikan seorang ustadz. Taushiyah yang membekas, terkhusus untuk sepasang pengantin itu, sengaja disampaikan dengan diselingi guyonan segar. Salah satunya adalah sebuah ingatan bahwa hari pernikahan itu adalah hari terakhir di tahun 1429 H. Kalau rasulullah dan para shahabat hijrah dari Makkah ke Madinah, maka sahabat saya dan suaminya hijrah dari perawan dan jejaka menjadi seorang istri dan suami. Ah, saya jadi kepikiran banyak hal setelah mendengar taushiyah itu.

HIJRAH
Saya tercenung. Ya! Tahun baru hijriyah sungguh telah di depan mata. Menyadarkan saya betapa banyak sekali hal yang harus dievaluasi dan dita
ta kembali. Muhasabah akhir tahun bukanlah sebuah seremonial belaka. Dulu, menjelang tahun baru hijriyah masa sekolah selalu diisi dengan evaluasi diri. Setidaknya, saya dan teman-teman meluangkan waktu untuk melakukan muhasabah bersama. Di situlah air mata tumpah. Bukan sekedar menyesal dengan kealpaan di masa yang terlewati tapi juga sebuah kekhawatiran akan amal yang masih tak seberapa dan belum tentu diterima. Maka, isak tangis yang diiringi doa adalah perpaduan rasa raja’ (harap) dan khauf (cemas) akan masa depan yang masih berupa misteri.

Hijrah adalah membuka lembaran baru. Saya selalu memaknainya dengan konotasi positif. Menjadikan kesalahan dan kegagalan di masa yang telah terlampaui sebagai pelajaran untuk menjelang hari esok dengan lebih baik. Dan tentunya, juga mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi dan hal-hal positif yang telah kita miliki sebelumnya.

Muhasabah adalah mengevaluasi, menghitung-hitung apa yang telah kita lakukan. Salah satu shahabat mengajak kita untuk meluangkan waktu be
rmuhasabah, “Timbanglah kalian sebelum kalian ditimbang. Hitunglah/ hisablah diri kalian sebelum kalian dihitung.

Mari bermuhasabah! Kita tidak tahu masih berapa lam
a waktu yang diberikan-Nya untuk mempersiapkan amal terbaik. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang panjang usianya dan baik amalnya, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang panjang usianya dan buruk perilakunya? Maka, berubah menjadi lebih baik semoga menjadi pilihan. Sungguh, berubah menjadi baik itu (sungguh) menyenangkan. Semua, sepakat, ya? Ya! Sebelum segalanya terlambat.

Bersama kita sambut tahun baru hijriyah 1430 H dengan doa,
Ya Allah jadikanlah sebaik-baik dari umurku adal
ah akhirnya, sebaik-baik pekerjaan/amalku adalah penutupannya, dan sebaik-baik hari-hariku adalah hari aku menghadap Engkau.

Lalung Permai : 22:34
Teriring doa untuk Renita Tri Hesti & Danang Susilo dan Ratna Desita Listyarini & Imdad Durakhman, semoga pernikahan kalian barakah dan menjadi keluarga SAMARA..amin

**********************************
Ini PR dari BlogtoRik :
1. Dari Mana Blog Kalian Berasal??
Abiyasa dari Blog berasal dari www.blogger.com sebenarnya mau pindah ke diankresna tapi gak jadi..cos dah terlanjur terkenal di blog ini. hehehe
2. Kapan dilahirkannya blog kalian??

Blognya Abiyasa dilahirkan bulan Februari 2008 untuk tanggalnya lupa. Saat sedang sedih..
3. Kesulitan apa saja yang ada saat membuat blog kalian??
Membuat template sendiri dengan mengotak-atik edit HTML :)
4. Mengapa membahas topik yang kalian bahas sekarang??
Topiknya campur aduk lihat saja di tagnya :) dan kami memang mod-modtan :)
5. Kenapa tampilan blog kalian menggunakan template itu??
Sederhana saja dan menemukan di btemplete..kurang tahu juga ntar mungkin ganti lagi..hehe..

6. Apa yang pertama kalian lakukan saat blog kalian baru jadi??
Karenanya culunnya Abiyasa tanya temen caranya masang shoutmix dan bertanya-tanya mengapa ada tang dan obeng di blog
Abiyasa..hehehe..

maaf ya PR tidak saya lemparkan ke 10 orang :) maklum dah akhir tahun...:)

Monday, December 22, 2008

Hari Ibu (Monolog Buat Bunda)

(1)

kutemukan bening kristal berjatuhan
saat senyummu menjawab semua tanya
agar damai terjaga di singgasana rasa

Boleh, kan, Adik mengembarakan Cinta?
Boleh, ya, Bunda?

Ikhlasmu antar aku pada harapan
tentang indah keabadian
usai persinggahan yang hanya sebentar

Jangan...jangan terbuai pesona
dunia hanya fatamorgana!

bukan sekedar penawar gundah,
ketegaranmu...
melepasku berjuang
agar jadi sosok shalihah
meski sungguh itu tak mudah

Selalu ridha, ya, Bunda?!

agar ringan langkah putrimu
memakna cita ini dengan gagah


(2)

tak terasa
masa remaja terlampaui
sudah waktunya
meraih asa

biarkan sejenak kuambil istirah
sejenak saja
sampai hilang letih

Boleh, ya, Bunda?

sebaik-baik perhiasan dunia
masih tetap kaudamba

Bilakah segera menjadi nyata, Dik?

retoris satu tanya di teduh wajahmu
menjelma sebuah pinta

Bersegeralah, Cinta!
Tak perlu Bunda menunggu lebih lama

dalam jeda istirah
kubuka sejarah
perjuangan butuh kesungguhan
butuh pengorbanan

lalu dengan mahar apa kumenebusnya, Bunda?

bilakah mampu kuinternalisasikan
semua keindahan
dalam agung kepribadian

seteguh Maryam
setegar Hajar
sebijak Khadija
secerdas ‘Aisya

Bidadari mana membuatmu terpesona, Bunda?

(3)

khusyu’ munajatmu
membias tenang di sepertiga malam
tepis segala resahku
dengan doa

selalu ada cinta
nyalakan bara shalihahku
‘ tuk berbakti, bahagiakan Bunda

kau kah sebaik-baik perhiasan dunia?


Jalur Gaza, Ar-Royyan Putri, 22 Desember 2006
Tuk Ummi Abiyasa dan Ummi Fathimatulazizah


Sunday, December 14, 2008

TIPS MEMBUAT WEDANG TEH (TEA) DAN KOPI (COFFEE)


Saya ingin memberitahu sahabat (yg belum tahu) bahwa kandungan kafein dalam teh lebih besar daripada kopi. Kalau tidak percaya searching saja di mbah google. Dan jangan terlalu sering minum teh atau kopi karena kafein itu sifatnya membuat orang kecanduan dan kurang baik untuk kesehatan jika berlebihan.

Saya ingin mengajak sahabat untuk berbicara suatu yang efiesin dan efektif dalam membuat teh dan kopi. Efisien dalam artian sahabat dengan sedikit bubuk kopi atau teh menjadi minuman yang nikmat. Efektif dalam artian sahabat dapat mengambil sari pati teh dan kopi secara maksimal atau tidak mubadzir.

Mungkin sahabat sudah tahu tips ini, jika sudah tahu tips ini, sahabat bisa belajar kimia-nya (alasannya). Ayo sahabat belajar kimia lagi yuk..Yuuuuk..
Tipsnya sebagai berikut:

1. Siapkan cangkir atau gelas yang berwarna putih atau porselin di dalamnya karena putih memantulkan panas, sebaliknya warna gelap akan menyerap panas. Sehingga nantinya air panas akan efektif dan efisien dalam melarutkan bubuk kopi atau teh.
2. Siapkan air yang mendidih, bubuk kopi/teh dan gula.
3. Ambil bubuk kopinya secukupnya ke dalam cangkir porselin.
4. Tuangkan air panas ke dalam cangkir porselin yang sudah ada bubuk kopi atau tehnya. (ingat tahap penambahan gula belum).
5. Aduklah sebentar dan tutup gelas. Biarkan beberapa saat, beri kesempatan air panas itu untuk melarutkan si bubuk kopi atau tehnya.
6. Jika sudah (sesuai selera) tambahkan gula secukupnya atau sesuai selera.
7. Jadi dech…Siap menikmati..

Inti dari tips ini adalah penambahan gula “diakhirkan” bukan ditambahkan secara bersamaan dengan bubuk kopi. Bagian ini yang paling penting dalam pembahasan ini yaitu mengapa penambahan gula “diakhirkan”..Saatnya belajar KIMIA :) . Begini alasannya, ini merupakan sifat koligatif larutan. Jika larutan atau air ditambahkan suatu zat maka titik didihnya akan mengalami penurunan titik didih. Donk gak ya? :) . Contohnya gini, misal air mendidih suhunya 100 derajat celcius, jika ditambahkan gula (atau zat lain) maka suhu titik didihnya kurang dari 100 derajat celcius. Kalau gak percaya coba aja di dapur :). Kasus ini biasanya diterapkan dalam membuat kopi atau teh tersebut. Jika gula dicampurkan dalam kopi/teh secara bersamaan maka panas dari air itu akan menurun alhasil sari kopi/teh-nya gak begitu maksimal.

Sifat koligatif lainnya, salah satunya adalah penurunan titik beku (kebalikan dari yang di atas). Kasus ini diterapkan sama pak penjual es keliling. Supaya es tetap dingin dan tidak mencair maka termosnya atau wadahnya diberi es batu ditambah garam, mengapa gak gula? cos gula lebih mahal dari pada garam..hehehe. Bagian ini hanya untuk menambah pengetahuan saja.. :D
Moga bermanfaat..Amin..amin..amin.. (Aby)

Sunday, November 23, 2008

HIDUP ITU … (Part 2)


“Hidup itu sawang-sinawang. Kita sering melihat kelebihan orang lain. Rumput tetangga pasti terlihat lebih ijo royo-royo. Karenanya, lebih baik kita melihat diri kita sendiri.”

Kali ini saya menyadur bahasa yang digunakan oleh seorang dosen muda yang kini kuliah di Austalia. Saya takjub, dengan kesederhanaannya dalam keseharian. Terlebih ketika mencoba memahami bagaimana beliau memandang kehidupan. Meski tidak dekat, saya banyak mendengar kisah beliau dari teman-teman kuliah. Sikapnya yang tidak neko-neko, apa adanya, ringan tangan, dan terbuka pada setiap orang menjadikan figur beliau begitu dihormati. Beliau punya kharisma yang memikat. Kharisma itu melekat dan semakin mempesona karena kesederhanaannya.

Malam ini, saya teringat kembali kata-kata yang pernah diucapkannya,
“Hidup itu sawang-sinawang. Kita sering melihat kelebihan orang lain. Rumput tetangga pasti terlihat lebih ijo royo-royo. Karenanya, lebih baik kita melihat diri kita sendiri.”

Kalau mau jujur terhadap diri sendiri, kita akan mengakui bahwa terkadang kita sering melihat kelebihan orang lain dan membandingkan dengan diri kita. Hal itu tentu sah-sah saja kita lakukan. Tidak ada yang salah. Ya! Tidak ada yang salah, asalkan kita melakukannya untuk memotivasi diri kita agar menjadi lebih baik. Bukan justru menjadikan kita minder dengan kelemahan kita.

Sungguh, sebagian besar dari kita seringkali tidak adil terhadap diri sendiri. Seringkali kita terkungkung dengan kelemahan yang kita miliki. Bahkan, ada yang terpuruk karena sebuah kegagalan yang dialami. Padahal, bukankah tidak ada yang salah dengan kegagalan selama kita bisa mengambil hikmah dan belajar agar tidak terulang kembali? Berapa banyak kesuksesan yang berawal dari kegagalan demi kegagalan?

“…Sesungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (Ar-Ra’ad : 11)

Sungguh (sangat) tidak arif ketika kita hanya melihat kesuksesan orang lain tanpa mau melihat prosesnya. Bukankah secara sunatullah, tidak akan ada hasil yang optimal tanpa diiringi usaha yang sungguh-sungguh? Tidak ada yang sia-sia dari kesungguhan yang kita bangun, meskipun hasil yang akan kita dapat tidak selalu seperti yang kita harapkan. Jika ikhtiar kita beriringan dengan tawakkal, maka kita tidak akan kecewa terhadap apapun hasil yang kita peroleh. Yang terpenting adalah berusaha, dan Allah-lah yang berhak memutuskan.

Ada kata-kata menarik yang dihadiahkan seorang adik via SMS,
“Ketika satu pintu tertutup, pintu kebahagiaan yang lain akan terbuka. Tetapi, seringnya kita hanya terpaku pada pintu tertutup, sehingga kita tidak melihat pintu lain yang dibukakan untuk kita.”

Jika kita (juga) sepakat bahwa hidup itu sawang-sinawang, ada baiknya terlebih dulu kita berkaca pada diri. Lihatlah, kita pun punya kelebihan di samping kelemahan. Oleh karena itu, jangan silau dengan kelebihan orang lain jika itu hanya membuat kita nelangsa. Namun, jadikanlah setiap kelebihan orang lain yang kita lihat dengan kacamata positif. Setidaknya, kita akan terpacu untuk berusaha memilikinya. Dan, bila ternyata tidak bisa, kita masih punya kelebihan yang tidak kalah memukau. Kelebihan yang menjadikan kita mulia sebagai hamba. Bukan kelebihan yang menerbitkan kesombongan, meskipun hanya dalam riak-riak hati kita.

Akhirnya, selamat menikmati hijaunya rumput tetangga…!

Lalung Permai, 22 November 2008 : 21:42
Dalam rangka memotivasi diri, harapan ’itu’ masih ada
: berfastabiqul khairat, yuk Bi!..ya Abiyasa.. Jangan lupa saling mengingatkan :)


Friday, November 21, 2008

HIDUP ITU…(Part 1)


Hidup itu adalah pilihan. Pilihan untuk memilih dan tidak memilih, serta kesiapan kita untuk istiqomah terhadap keputusan yang telah kita pilih.
Begitulah kurang lebih kata-kata dari seorang ustadz yang saya dengar melalui seorang sahabat. Sahabat saya memutuskan untuk memberikan sebuah jawaban setelah hampir satu bulan menerima sebuah tawaran. Ragu, ia pun menimbang kembali dua opsi yang harus dipilih. Sampai akhirnya, ia pun berterus terang bahwa ia belum mantap memasuki gerbang pernikahan.

Saya pun tercenung…

Apa yang kurang darinya? Usia sudah cukup matang, sudah lulus kuliah (tidak seperti saya, semoga segera menyusul: amin), secara finansial ia pun sudah cukup mandiri. (Dalam hati) saya menyayangkan, keputusannya. Saya tahu, calon yang akan dikenalkan padanya adalah seorang laki-laki yang shalih. Dan saya juga tahu, ketika masih duduk di bangku kuliah, ia sudah punya keinginan untuk segera menggenapkan separuh diennya. Bahkan, keinginan waktu itu begitu menggebu.

Ingin memantapkan karier dulu.
Ia pun berdalih. Rupanya seiring dengan berjalannya waktu, keinginan yang pernah meluap-luap itu redam dengan sendirinya.

Retoris ia pun bertanya kepada saya via SMS, “Kau pernah mengatakan bahwa menikah itu ibadah dan tidak ada itsar dalam ibadah. Tapi, salahkah aku, jika masih menikmati kesendirianku?. Salahkah aku ketika ingin melihat kakak perempuanku menikah terlebih dulu, adikku kuliah, dan seorang sahabatku wisuda?
Saya sengaja tidak membalas SMSnya. Bukankah pertanyaan itu lebih ditujukan untuk dirinya sendiri? Bukankah ia lebih tahu jawabannya daripada saya?

Beberapa hari kemudian, ketika saya bertemu dengannya, saya mengatakan pendapat saya. Saya katakan bahwa apapun keputusan yang telah dia ambil, semoga adalah yang terbaik. Bagaimanapun, mengambil keputusan dalam menggenapkan setengah dien tidak boleh diawali dengan sebuah keraguan. Saya menghormati, apapun keputusannya. Saya berdoa, semoga Allah memberikan yang terbaik kepadanya dan memberikan keberkahan dalam hari-harinya.

Hidup itu adalah pilihan. Pilihan untuk memilih dan tidak memilih, serta kesiapan kita untuk istiqomah terhadap keputusan yang telah kita pilih.
Saya pun merenung. Secara tidak langsung, saya seperti diingatkan untuk menjadi pribadi yang bertanggungjawab. Ya! Bertanggung jawab dengan segala pilihan yang telah saya ambil. Bertanggungjawab menghadapi segala konsekuensinya. Apapun itu…

Lalung Permai, 21 November 2008:14.49
: warna apa yang telah, sedang, dan akan kau pilih?

Wednesday, November 19, 2008

SUNGGUH, INI ADALAH KASIH SAYANG ALLAH…


Kuterbujur di pembaringan
Tiada daya dalam dekapan
Merenungi dan menghayati karunia dari Ilahi
tentang arti kesehatan hakiki
*



Malam ini tak seperti biasa.
Saya terjaga dalam resah. Mencoba menenggelamkan diri pada tazkiyatun nafs, dan saya kembali menemukan begitu tiada berhingga kasih sayang Allah pada kami. Pun, kini, ketika Allah memberi karunia berupa sakit pada suami tercinta. Saya yakin bahwa ini adalah bentuk kasih sayang Allah.

Dua kenikmatan yang manusia sering lalai terhadapnya adalah nikmat sehat dan waktu luang.
Hadist yang telah begitu sering dibisikkan di telinga, mau tak mau menjadi pemantik untuk mengulang rasa syukur kepada-Nya. Ketika suami sakit, saya merasa Allah menampar kami dengan begitu lembut. Begitu lembut, hingga sakit itu menjelma menjadi kesempatan untuk menggugurkan sebagian dosa.

Ya! Bagaimanapun, akan tersingkap betapa banyak kealpaan kami selama ini. Apa saja yang telah kami lakukan dengan nikmat sehat yang telah diberikan sebelum ini? Kemaksiatan apa yang telah kami lakukan? Kesombongan apa yang telah hinggap dan menjadikan kami lalai? Akan terbukti pula seberapa sabar kami menghadapinya. Dan, betapa indahnya ketika kami bisa melewatinya dengan sabar.

Jika malam tlah tiba
cobalah keluar…
Hitung dan rasakan
bintang yang banyak itu bersinar di langit
Sebanyak itulah aku bersyukur telah mengenalmu saat ini..
I love u…
**


Lalung permai, 19 November 2008 : 23.02
Syafakallah, mujahid-Q
: semoga Allah menjadikan syukur dan sabar sebagai akhlaq kita.


*Petikan nasyid Suara Persaudaraan
** SMS seorang sahabat

Thursday, November 13, 2008

DI MASJID HATIKU TERKAIT

ADAKAH KAU LUPA?
Adakah kau lupa ... kita pernah berjaya
Adakah kau lupa... kita pernah berkuasa
Memayungi dua pertiga dunia...merentas benua melayar samudera
Keimanan juga ketaqwaan... rahsia mereka gapai kejayaan.. (AlarmMe)


Tono tertegun mendengar senandung dari winamp-nya. Adakah kau lupa? Entah mengapa akhir-akhir ini ia merasa terusik dengan senandung itu. Ya. Semua berawal ketika secara tidak sengaja ia menghitung jama’ah Shalat Subuh tadi pagi. Ternyata jama’ah shalat di masjid dekat kosnya itu tidak jauh berbeda dengan masjid-masjid yang pernah ia temui di pelosok kota maupun desa-desa. Shaff yang hanya terdiri dari satu dua baris, yang kadang tidak penuh, menjadi pemandangan yang sangat biasa. Bila keadaan terus begini, bilakah kejayaan Islam akan kembali? Retoris, mahasiswa semester enam itu bertanya pada dirinya sendiri.

Ternyata Tono tidak sendirian. Di pinggiran kota tempatnya menuntut ilmu, Arif juga merasakan hal yang sama. Pemuda itu merasa masjid di lingkungan tempat tinggalnya semakin sepi. Hanya anak-anak TPA yang meramaikan masjid. Itu pun hanya sore hari. Selebihnya hampir-hampir ia tak menemukan geliat anak-anak muda di dalamnya.



Dua frgamen di atas hanyalah sebagian kecil dari fenomena yang kerap kita temui hampir di pelosok negeri. Sangat ironis memang. Negeri kita yang mayoritas penduduknya muslim –bahkan terbesar di dunia- belum banyak yang tersadar untuk menjadikan masjid sebagai sentra dari segala aktivitas ummat. Para pemuda yang diharapkan menjadi agent of change masih banyak yang terlelap dalam buaian kehidupan dunia. Menjadi tugas kita bersama –terlebih mahasiswa muslim- untuk segera bangkit, mengajak kembali para generasi muda untuk kembali akrab dengan masjid. Mengapa pemuda yang kita ajak? Mengapa harus kembali ke masjid?

Ustadz Badawi, usai kajian di sebuah kampus memberikan penjelasan kepada redaksi, bahwa ketika seseorang berstatus sebagai pemuda, sesungguhnya ia berada dalam fase-fase yang optimal atau momental untuk membentuk masa depan. Sehingga apabila mencapai usia empat puluh tahun ia telah siap untuk menerima beban selanjutnya. Rasulullah Saw. pun mengemban risalah kenabiannya pada usia empat puluh tahun.

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (Al-Ahqaaf:15)

Pencerahan terhadap pemahaman Islam secara komprehensif sangat diperlukan dalam menumbuhkan kesadaran dari masing-masing pribadi muslim untuk kembali kepada Islam secara kaffah, tanpa paksaan sedikit pun. Simbol-simbol kebaikan ada di masjid. Dari situlah kita mulai dan di situlah hendaknya kita –pemuda- kembali.


PEMUDA DAN MASJID

Ustadz Mahmud Mahfudz, dalam acara Malam Bina Ruhiyah (mabiru) di Masjid Nurul Huda UNS pada tanggal 20 Februari 2008, menyebutkan beberapa urgensi mengapa kita harus akrab dengan masjid. Salah satunya adalah pemuda yang hatinya terikat pada masjid akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Sebagaimana tertuang dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim,

Berkata Abu Hurairah ra. : bahwa Nabi saw telah bersabda: "Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah 1). pemimpin yang adil, 2). anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, 3). seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan masjid, 4).dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, 5). seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: "Sungguh aku takut kepada Allah", 6).seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya, 7). dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata".

Kalimat “seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan masjid” mempunyai dua pengertian. Yang pertama adalah seseorang yang kapan dan di manapun berada selalu ingin memakmurkan tempat ibadah. Yang kedua adalah seseorang yang tidak pernah melalaikan ibadah di tengah kesibukan apapun yang dijalaninya.


INILAH HAKEKAT MASJID, WAHAI PEMUDA !!

Tahukah Anda, kata masjid terulang sebanyak dua puluh delapan kali di dalam Al-Quran? Dari segi bahasa, kata tersebut terambil dari akar kata sajada-sujud, yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan takzim. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang kemudian dinamai sujud oleh syariat. Itulah sebabnya bangunan yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat dinamakan masjid, yang artinya “tempat bersujud”.

Dalam pengertian sehari-hari, masjid merupakan bangunan tempat shalat kaum muslimin. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakekat masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas kepatuhan kepada ALLAH semata.
“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (Q.S Al-Jin:18)


MARI MAKMURKAN MASJID…

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (At-Taubah: 18)

Dari ayat di atas terlihat jelas korelasi yang sangat erat antara keimanan dan kemakmuran masjid. Ciri utama orang yang memakmurkan masjid adalah orang yang beriman kepada ALLAH dan hari akhir.

Ketika berhijrah ke Madinah, pertama yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. adalah mendirikan sebuah masjid (Masjid Quba') untuk dijadikan tempat ibadah dan pusat kegiatan Islam. Menyusul kemudian Masjid Nabawi. Peristiwa tersebut mengisyaratkan betapa masjid merupakan sesuatu yang sangat penting sehingga Rasulullah Saw memberikan perhatian yang begitu besar. Pada masa itu masjid memiliki fungsi yang begitu besar. Selain sebagai sarana ibadah, masjid juga menjadi sarana tarbiyah (pendidikan), pembinaan ummat, pengikat ukhuwah, bahkan menjadi basis perjuangan ummat Islam.

Mengembalikan fungsi masjid sebagaimana mestinya –seperti masa Rasulullah Saw- adalah tugas kita bersama. Tidak mudah memang. Namun, setidaknya kita bisa berkontribusi dengan masing-masing potensi yang kita miliki. Bukankah ALLAH Swt menuntut setiap mukmin untuk memberikan kontribusi nyata dalam menegakkan dinul Islam? Dengan harta, ilmu, pemikiran dan tenaga yang kita miliki kita bisa turut berkontribusi. Tunggu apa lagi? Mari memulainya dengan memakmurkan masjid; menjadikannya sebagai sentra kegiatan ummat.

Dengan (terlebih dulu) Mempertautkan Hati Kita kepadanya…
Bagaimana mungkin kita bisa memakmurkan masjid, bila hati kita tak kunjung terikat dengannya? Ustadz Mahmud Mahfudz pernah menyampaikan beberapa kiat bagaimana kita mempertautkan hati dengan masjid, di antaranya:
1. Menyadari dampak positifnya
Orang yang hatinya terikat dengan masjid akan mendapatkan ketenangan jiwa, mendapat guyuran rahmat Allah, di kelilingi malaikat, dan disebut namanya dihadapan para malaikat Selain itu ia juga mampu melebur dosa, menggapai pahala, menambah ilmu pengetahuan, serta menguatkan persaudaraan dengan sesama muslim.
2. Melestarikan dzikir dan muraqobah baik di dalam masjid maupun di luar masjid
3. Mengikuti jejak langkah para salaf dalam mengakrabi masjid.
Kita bisa meneladani Abdullah bin Ummi Maktum yang tetap shalat berjamaah di masjid walaupun buta matanya dan tidak ada penuntun jalan baginya. Atau memotivasi diri dengan kisah Abu Hurairah yang mondok di masjid Nabawi sehingga hafal 5.374 hadits.


HINGGA CINTA MASJID BUKAN SEKEDAR KATA!

Kecintaan kita kepada masjid membuat hati kita terpaut kepadanya sejak kita keluar dari masjid hingga kembali lagi ke masjid. Dan ketika hati telah benar-benar terpaut, benih-benih cinta yang lain akan bersemi. Kita akan menjadi orang yang rela berkorban untuk masjid, tergerak untuk turut membersihkannya, rajin mendatanginya, menghormati dan tidak menyalahgunakan masjid. Masjid merupakan tempat yang harus kita cintai sebagaimana kita cinta pada rumah kita sendiri. Oleh karena itu, perhatian kita kepada masjid harus selalu kita tingkatkan dari waktu ke waktu agar masjid tidak lagi merana seperti yang sekarang banyak terjadi.

Wallahu’alam bishshawab. (fa, sumber ew & tyd)

dedicated 2 panitia renov masjid kampus eNHa tercinta

Wednesday, November 05, 2008

TIPS MENGETAHUI KEMURNIAAN BENSIN PREMIUM



Sebagian besar orang menggunakan bensin sebagai bahan bakar untuk transportasi. Buktinya, banyaknya orang yang telinganya merah akibat naiknya harga BBM khususnya bensin premium tersebut. Di sini sengaja membahas bensinnya premium bukan pertamax (hayo siapa yang pertamax..hehe) coz di sini blognya wong cilik..

Rugi berat jika kita menggunakan premium yang sudah terkontaminasi dengan zat lain atau partisi (halah pake bahasa apa tho) itu biasanya minyak tanah, solar, kerikil, batu bata, HP, air, (hehehehe)…Apalagi kalau belinya bensin premium di tukang eceran Mr. X, wah campur keringatnya dan gak 1 liter lagi (peace Mr. X), jan Kates (bhs jawanya pepaya) Jakarta alias payah..Huh..

Nah, ini tips cara mengetahui kadar bensin Premium tercampur dengan partisi lain yang dijual di Mr. X ato di SPBU atau pom bensin. Klo bensin tercampur kerikil, pasir apalagi kecampur batu bata ato truknya PERTAMINA jelas cetho mloho kan.. Cara ini tentunya yang terkontaminasinya bensin premium dengan minyak tanah atau sejenisnya yang tercampur secara homogen…

Saatnya serius..Ayo, mulai serius belajar Kimia, begini tips cara tahu bensin premium itu murni apa gak:

1. Siapkan sample bensinnya, ambil bensinnya klo bisa dari SPBU atau eceran jangan ambil dari sepeda motor atau dari mobil dengan sedeton apalagi pakai selang air..ntar ketelen lho..hehe..tapi pake pipet, biasanya dijual di apotek. Intinya bensinnya disiapkan ya pakai versinya blogger sendiri.

2. Wadahi tu bensin dengan wadah yang terbuat dari kaca jangan yang plastik nanti melarutkan plastiknya..panci juga boleh.hehehe..yang terpenting wadahnya gelas kaca, bersih and kering.

3. Biarkan beberapa hari atau beberapa jam di tempat terbuka supaya bensin itu menguap, tergantung volume bensinnya. Atau klo gak sabar ya panasin itu wadah dengan pemanas sedang saja mengingat bensin itu mudah menguap. Lebih bagusnya didiamkan saja sebentar ato beberapa jam. Lebih bagus lagi ditutup pakai alumunium foil terus dilubangin.

4. Nah, klo bensin sudah menguap. Amati dan telitilah (halah). Jika gak ada sisa diwadahnya berarti itu bensin murni. Klo ada sisanya berati ada campurannya. Jika campurannya minyak tanah atau tercampur solar maka akan terlihat karena titik didih bensin lebih rendah daripada minyak tanah atau solar. (paham gak ya?). ato lebih gampangnya bensin lebih menguap dari pada minyak tanah atau solar apalagi air.


Tips ini didasarkan pada teori dan prinsip destilasi minyak bumi, Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Ini adalah tips yang sederhana jika lebih teliti lagi ya di laboratorium (seperti gambar di atas alatnya).

Semoga bermanfaat.

Tuesday, October 28, 2008

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928




Di sepanjang sejarah, pemuda senantiasa digambarkan sebagai generasi yang memiliki kekokohan fisik yang luar biasa dan semangat patriotik yang berkobar-kobar. Peranannya yang selalu mendominasi di berbagai peristiwa sejarah menjadikan generasi ini memiliki tempat (kedudukan) yang sangat istimewa sepanjang zaman.

Kita tahu semuanya bahwa tanggal 28 Oktober 1928 telah terikrar sumpah pemuda pada Konggres II.

Berikut isinya yang sebagian saya ringkas http://sumpahpemuda.org/

SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda II yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928 1928.

Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Jelas bahwa kongres pemuda ke II di mana diikrarkan Sumpah Pemuda bukan pekerjaan dalam sedikit waktu saja, dan terang juga bukan hasil usaha dari beberapa gelintir orang saja. Hal ini merupakan perjuangan panjang sejak Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908. Bahkan ada sebuah peristiwa lainnya yaitu ketika tahun 1904 Dr A,Rivai lulus ujian dokter sebagai Nederland Arts di Utrecht Belanda, pupus sudahlah anggapan jelek bahwa bangsa Indonesia itu “Laksheid”. Kata ini amat sakit didengar karena berarti pemalas, tidak punya kemauan bekerja atau berbuat sesuatu.


Sejarah kemudian membuktikan bahwa modal kejuangan diatas amat penting artinya pasca penjajahan Jepang (1942-1945), dimana api Revolusi Kemerdekaan mulai dinyalakan dengan kesadaran adanya kesatuan dan persatuan kebangsaan yang bermotifkan pantang untuk dijajah kembali oleh kekuatan asing apapun bentuknya. Peristiwa Rengasdengklok juga adalah sebagian peran pemuda-pemuda dalam mewujudkan puncak kejayaan Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan mengawali "Revolusi Pemoeda", dan berakhir ketika penjajah terahir di Indonesia yaitu Imperium Belanda menyatakan pengakuannya pada Kemerdekaan Republik Indonesia Serikat pada tanggal 27 Desember 1949. Tidak sampai 1 tahun kemudian, RIS bubar dan Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk kembali pada tanggal 17 Agustus 1950.


Tanggung Jawab Pemuda Hari Ini

Apakah dengan beralihnya masa, bertukarnya generasi maka berubah pula peran dan tanggung jawab pemuda hari ini?

Apakah pemuda hari ini dibiarkan begitu saja bersenda gurau, terbahak-bahak menikmati hidupnya tanpa diminta pertenggungjawaban sedikitpun?

Bagaimana tanggung jawab kita sebagai pemuda?.


Rujukan:
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda
http://sejarahkita.blogspot.com
http://sumpahpemuda.org/

Thursday, October 16, 2008

Episode Cinta III : Ketika Cinta Tertambat



Di hujan penghabisan
Telah ada cermin dengan wajah tunggal .
maka tersengal-sengal tasbih dilahirkan
meringkuk di eksekusi kesaksian: Laa ilahaillaallah, muhammadurrasulullah
Dasyat! Tiada sisa hujan tanpa riak takbir berjatuhan….

(Hujan Penghabisan, epilog dari catatan seorang sahabat sebelum wisuda SMU: 080503)


Maha pengasih ALLAH yang telah mengajarkan cinta. Ucapkan cinta dengan segera. Tebarkan Cinta, Cinta, Cinta. I love it, I love her, I love him, I love them, I love you, I love anything… I LOVE ALLAH. Jangan tunda lagi hingga nama-nama kita telah tercantum di batu pualam pemakaman. Tidak ada lagi Cinta itu diucapkan atau mengucapkan. Tidak mendengar lagi. Tidak didengar lagi…1

Saya tercenung usai membaca tulisan seorang sahabat di buku catatan yang hingga kini masih tersimpan. Hmh, Cinta! Saya sedang tidak ingin mengobralnya saat ini. Tidak pula hendak membangkitkan kenangan tentangnya. Namun, sekedar mengajak Anda menguatkan ikatan cinta atas nama-NYA, boleh, ya? Izinkan saya mengawalinya dengan sebuah hadits indah,

“Di sekitar Arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya & wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukan nabi & syuhada’. Para nabi & syuhada’ iri kepada mereka. Ketika ditanya para sahabat, Rasulullah menjawab,”Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena ALLAH, saling bersahabat karena ALLAH, & saling kunjung karena ALLAH”2

(Dulu) setiap kali berada dalam kulminasi jenuh di LDK, saya mencoba untuk tidak terpuruk. Saya ingat wajah-wajah teduh penuh semangat. Saya harus bangkit. Saya tidak ingin futur. Lantas, menyelamlah saya pada telaga motivasi agar azzam untuk berfastabiqul khairat bersama mereka tetap terjaga.

“Hendaklah ada di antara kamu sekelompok umat yang mengajak kepada kebaikan, memerintah kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” 3

Da’wah yang dikerjakan sendiri-sendiri tanpa pengorganisasian tak akan bernilai apa-apa. Saya pun diingatkan untuk tetap bertahan. Bukankah dalam jama’ah da’wah begitu banyak barakah yang tiada kan kita temukan dalam komunitas lainnya? Itulah motivasi yang menjadikan hati saya tertambat. Ya! Saya kembali ‘jatuh cinta’ pada wajah-wajah teduh teman-teman yang senantiasa berkomitmen dalam da’wah ilallah. Saya ingin belajar menjadi sahabat yang baik seperti mereka ---seperti sabda Rasulullah Saw. bahwa sahabat yang baik adalah sahabat yang bila engkau melihatnya, menjadikanmu mengingat ALLAH--- meskipun tidak mudah.

Ketika cinta telah tertambat segalanya menjadi indah. Segala sesuatu yang telah kita lewati tidak ada yang buruk. Ya! Segalanya menjadi indah bila dibingkai dengan bingkai dakwah. Semoga itulah yang senantiasa saya rasakan ketika berlayar dengan teman-teman menuju dermaga dan tambatan hakiki, puncak tujuan sejati: ALLAH RABBUL IZZATI. Maka, siapakah yang tak menghendaki perniagaan indah seperti ini?

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?(yaitu) kamu beriman kepada ALLAH dan rasul-NYA dan berjihad di jalan ALLAH dengan harta dan jiwamu. Itu yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya.” 4

Akhirnya, saya mengucapkan syukran jazakumullah khairan jaza’ kepada semua teman-teman LDK - saya mencintai kalian semua karena ALLAH- dan SELAMAT BERJUANG kepada generasi harapan yang akan meneruskan pelayaran ini. Marilah menjaga keikhlasan niat kita di barisan mujahid/dah penerus risalah suci para nabi. ALLAHU AKBAR!


Ketika masa lalu mengusikku: salam buat adik2 FSLDK
Ngawi, 191206

FOOTNOTES:
1 : catatan seorang sahabat masa SMA
2 : H.R Tirmidzi
3 : Q.S Ali Imran : 104
4 : Q. S Ash-shaff: 10-11



Wednesday, August 27, 2008

tafakur menjelang ramadhan...





bismillahirrahmanirrahim...


Saudaraku,
Kehidupan ini bagaikan roda zaman yang terus berputar. Hari ini begini, besok entah bagaimana. Bersyukurlah mereka yang dapat mengerti hakekat kehidupannya, memaknai setiap detik waktunya, dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada ini untuk meningkatkan kualitas diri, amal serta ibadahnya.

Saudaraku,
Kita pernah bersimpuh di hadapan-NYA menuyusun sujud pada debu-debu-NYA yang gelap. Kita sulam kata pinta, kita rangkai kalimat doa, memohon agar dalam hidup ini kita diberikan segalanya yang terbaik, berharap IA tunjukkan jalan yang lurus, istiqomah di tengah fitnah, sabar di tengah makar, dan ikhlas menghadapi hidup yang keras. Kemudian air mata kita pun mengalir membasahi malam, sunyi, sepi…

Saudaraku,
namun hari ini kita lupa lagi dengan sebait pinta yang meluncur deras dari lisan kita yang penuh dosa. Lupa akan arti kehidupan, lupa akan perjumpaan dengan-NYA, lupa dengan azzam yang sudah lama tertanam, lupa akan sesuatu di mana kelak taksebait pun doa, tak sejurus sujud pun ada artinya, tak ada arti setiap tangis yang meringis. Kita kembali lupa entah apa penyebabnya, tanyakannlah pada hati kita yang paling dalam, apa yang terjadi dalam diri kiota, padahal setiap tahun selama sebulan kita menjalankan latihan, selama sebulan kita sering berjanji bahwa kita akan benar-ar taat dan tunduk pada ALLAH, bahkan kepergian bulan latihan itu membuat kita benar-benar merasa kehilangan. Namun semuanya hanyalah janji palsu kita, kita kembali melupakan Rabb kita, bahkan beberapa hari saja berlalu dari bulan itu kita sudah tidak memiliki lagi ruhul jihadnya, ada pa dengan diri kita, saudaraku?

Saudaraku,
waktu terus berlalu, detik demi detik telah kita lewati, hari demi hari pun telah kita lalui. Tidak terasa bulan berganti, tahun pun bertukar, sebentar lagi bulan suci Ramadhan akan kembali tiba. Akankah bulan itu menjadikan kita kembali fitri ataukah bulan penuh rahmah itu lewat begitu saja tanpa kita dapat menikmati sedikit pun kemuliaannya. Ataukah bulan Ramadhan itu hanya sekedar meramaikan agenda malam kita, tanpa pernah sedikitpun mendapatkan perubahan dari setiap kedatangannya. Ataukah sebait janji palsu akan kembali kita ucapkan pada sang Rabbi, berjanji akan kita lakukan sebuah perubahan mendasar dalam hidup kita namun senatiasa janji itu kita pungkiri, begitu silih berganti, entah sampai kapan dusta ini kita akhiri.

Saudaraku,
setiap tahun datang Ramadhan, bulan yang di dalamnya turun Al-Quran, bulan yang di dalmnya kita wajib berpuasa, sholat sunnah tarawih, dan keistimewaan malam lailatul qadar, yaitu malam yang kebaikannya melebihi seribu bulan. Sungguh bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh kemuliaan dan penuh keistimewaan. Dia dilebihkan atas bulan-bulan lainnya. Bulan Ramadhan adalah bulan jihad, bulan perjuangan untuk meningkatkan iman, dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan menjalankannya.

Saudaraku,
ALLAH berfirman, “Bulan Ramdahna adalah bulan yang padanya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan menerangkan tentang petunjuk itu, serta pemisah antara yang haq dan yang batil.” (Q.S Al-Baqarah:185)

Saudaraku,
ayat ini menunjukkan kepada kita keistimewaan yang ada pada bulan ramadhan, yaitu pada bulan ramadhan itu Al-Qur’an diturunkan untuk memberi petunjuk pada kita tentang yang haq dan yang bathil sehingga menjadi petunjuk jalan bagi kita untuk mengarungi hidup ini. Jika Al-Qur’an tidak diturunkan tentu kita masih hidup dalam zaman yang penuh dengan kejahiliyahan. Pada bulan itu manusia diwajibkan berpuasa, menahan lapar dan dahaga, mengendalikan hawa nafsu serta melatih kesabaran. Puasa yang kita lakukan hanya diniatkan untuk ALLAH, tidak ada yang mengetahui ibadah kita kecuali diri kita sendiri dan ALLAH. Pada malam harinya kita melakukan shalat sunnah tarawih atau qiyamullail. Setelah itu pada sepuluh hari terakhir Ramadhan kita kan mendapati suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Tidak semua manusia yang bertemu dengan Ramadhan akan menjumpai malam kebaikan itu. Ramadhan sungguh suatu bulan yang sangat kita nanti-nantikan, jangan lewatkan keistimewaannya karena bisa jadi Ramadhan kali ini kita tidak berjumpa dengannya.

Saudaraku,
banyak manusia yang tidak dapat menikmati keistimewaan bulan penuh maghfirah tersebut. Kita sering tidak mengerti betapa bulan tersebut merupakan bulan yang dinanti-nantikan Rasul dan para sahabat dengan suka cita serta linangan air mata. Mereka selalu mempersiapkan ramadhan sehingga Ramadhan senantiasa memberikan arti dalam setiap kehidupan mereka. Ramadhan senantiasa dapat meningkatkan kualitas diri mereka. Bulan itu benar-benar mereka jadikan sebagai bulan latihan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada ALLAH SWT.

Saudaraku,
pernahkah kita merindukan datangnya Ramadhan, pernahkah kita berlinangan air mata ketika kita masih diberikan ksempatan mendapati Ramadhan, pernahkah kita merasakan betapa indahnya Ramadhan sehingga kita senantiasa merasa harap dan cemas ketika detik-detik menelang Ramadhan? Pernahkah kita meras kehilangan ketika ramadhan meninggalkan kita? Pernahkah, Saudarku?

Saudaraku,
akankah usia kita sampai pada Ramadhan kali ini, akankah kita dapat menjiwai maknanya. Akankah kita dapati malam yang lebih baik dari seribu bulan itu? Kita tidak pernah tahu kapan kita akan mengakhiri hidup ini, oleh karena itu tidak ada seorang pun yang akankah kita akan berjumpa dengan ramadhan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Saudaraku,
tidak ada yang bisa menjamin kita akan berjumpa dengan Ramadhan tahun ini. Tidak ada yang bisa menjamin kalau kita akan bertemu dengan Ramadhan kita akan mendapatkan kemenangan dengannya. Siapakah gerangan manusia yang beruntung bisa bertemu dengan Ramadhan dan ia mendapat kemenangan. Ia akan kembali fitri setelah sebulan menjalankan latihan. Latihan meningkatkan iman. Berlatih merasakan bagaimana jika kita setiap hari selama setahun tidak mendapatkan makan dan minum seperti sering dijumpai pada orang-orang miskin.

Saudaraku,
bulan Ramadhan adalah bulan istimewa sehingga kedatangannya selalu dirindukan. Kehadirannya selalu ditunggu dengan harap dan cemas. Berbahagialh mereka yang berjumpa dengan Ramadhan, beruntunglah mereka yang dapat memanfaatkan keistimewaan bulan Ramadhan tersebut untuk meningkatkan ibadahnya, ketaqwaannya dan melatih mengendalikan diri dari hawa nafsu yang pada bulan-bulan selain Ramadhan selalu membelenggunya.

Saudaraku,
kita harus mempersiapkan kedatangan bulan bahagia tersebut dengan suka cita dan harus kita sambut bulan barakah itu dengan segenap kemampuan yang kita miliki. Kita harus mempersiapkan segala yang ada pada diri kita, agar ketika kita memasukinya kita benar-benar dalam keadaan siap menjalankan segala amaliah di bulan itu.

Saudaraku,
jangan biarkan Ramadhan berlalu begitu saja!!! Untuk itu kita harus mempersiapkan segala perbekalan yang diperlukan. Ada beberapa bekal yang harus kita miliki, yaitu kita harus mempersiapakan ruhiyah, fisik yang kuat, ilmu dan kesiapan harta. Semoga kita termasuk orang yang beruntung dapat menjumpai Ramadhan dan mendapatkan kemuliaan dan kemenangan di bulan tersebut. Amiin.
Wallahu a’lam bish-showab.

(ana tulis kembali dari kertas yg diberikan seorang saudara beberapa tahun silam. Semoga bermanfaat!)

Mohon maaf atas salah dan khilaf kami selama ini. Marhaban yaa Ramadhan. Semoga Ramadhan kali ini bisa kita manfaatkan sebaik-baiknya. Amin...