Untuk kesekian kalinya hal ini dirasakan. Begitu menyakitkan sekali jika hubungan silaturahim ini terputus, ya sangat menyakitkan sekali.
Hati ini seperti tersayat-teriris karena emosi yang terpendam serasa meledak-ledak disertai air mata tak tertahankan lagi yang masih membekas.
Semudahnya memutuskan hubungan silaturahim seperti memutuskan tali dengan pisau yang panas.
Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan*, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.(QS.13:21) (*) Yaitu mengadakan hubungan silaturahim dan tali persaudaraan.
Sabda Nabi Muhammad SAW di dalam riwayat Hadist Bukhari-Muslim: "Tidak akan masuk surga bagi orang-orang yang memutuskan silaturahim".
Saya yakin mereka melakukan ini untuk kebaikan. Karena tidak menyukai atas perbuatan dan tentunya mereka mencintai karenaNya. Hal yang tidak diterima dengan sepenuh hati tapi harus diterima dengan hati yang lapang. Tapi mengapa dengan jalan keluar seperti ini??. Padahal Alloh adalah Maha Pengampun hambaNya.
Tidak diberi kesempatan dan keadilan itu
Bolehkah menangis Ya Rabb?
Menangis akan ujianMu yang penuh warna
Menangis akan hikmahMu yang Agung
Ya Rabb basuhlah luka ini dengan kelembutanMu
Ya Rabb berikanlah kemudahan untuk menata hati yang hancur
Ya Rabb berikanlah yang terbaik untuk hambamu ini
Hasbunalloh wa ni’mal wakil...
begitulah...untuk menerima sesuatu dengan lapang dada, kadang terasa sulit. suliiit sekali. makanya hidupku masih penuh dgn linangan air mata. Betapa aku ini,...ah..entahlah...
ReplyDeleteseparah2nya msalah jangan sampaideh memutuskan tali silaturahmi :)
ReplyDeletebarangkali, bukanlah memutuskan hubungan silaturrahmi yang dimaksud. Hanya memberi batasan agar tak terjadi sebuah hal yang membawa mudharat. Jika itu yang terjadi, bukan 'pemutusan silarrahmi' karena sungguh naif sekali saat ada orang yang sungguh2 memutuskan silaturahmi.
ReplyDeleteAda 2 macam dampak yang muncul saat kita bersilaturahim *silaturahmi dan silaturahim beda kan ya?*. Pertama, dampak yang baik untuk masa depan dakwah, yakni di mana dengan jalinan silaturahim itu, kita bisa semakin melebarkan sayap dakwah. Itulah seindah2nya silaturahim, dihiasi hanya karena kecintaan pada Allah dan keinginan untuk menolong agamaNya.
Kedua, silaturahim yang sia-sia, tidak memberikan kontribusi dan imbas sedikitpun untuk kebaikan umat, malah akan membawa mudharat. Silaturahim seperti inilah yang sebaiknya tidak dibiarkan berjalan lebih lama.
Wallahualam
hmmmm... ini toh
ReplyDeleteiya jgn ampe mutusin talisilaturahmi deh kalo bisa, namanya manusia dkt byk pasti membutuhkan org lain.
ReplyDeleteto gadis rantau: dengan kesabaran ya..
ReplyDeleteto febra: yang dimaksud mungkin silaturahim kali..hehe..
to dinie: jazakillah khoir atas taujihnya..
to santi: maksudte opo ... :p
to salar: see u later.. (senyuman iblis)
to mama rafi: yup..sepakat..
Assalamu'alaikum
ReplyDeleteAkhi...tak terasa, waktu sekian hari sejak pertemuan itu. Terbenak sebuah keraguan dan harapan. Ana ragu, apakah masa setelah pertemuan itu telah ana isi dengan baik sesuai kehendak-Nya atau kah belum.... Namun ana berharap kasih sayang yang tak terputus dari-Nya, dan Dia berikan itu.
Terbentuknya komunitas muslim adalah sebuah kerinduan kita, apapun namanya. Sebuah kerinduan, sempat juga tertuang dalam lirik nasyid di bawah ini:
Wahai seorang kekasih
Telah lama kau dirindui
Pilu sedih dalam kerinduan
Menangispun tak berair mata
Tapi terus tetap bersabar
Karena ikatan janji
Menunggu dengan rindunya
Siksanya sebuah penantian
Mujur janji Allah tetap benar
Pasti nanti tetap kau kan tiba
Hadir segera wahai kekasih
Datang bersama cahaya
Gembira dihati tidak terkira
Bukan ku sorang, malah seluruh alam
Penantian hampir kan berakhir
Kerana kini sudah masanya
Bila saja kita berjumpa
Pasti Islam agung semula
Sebagaimana akhi, ane pun merindukan bahwa masa itu kan tiba. Wassalamu'alaikum